Tugas individu
Mata Kuliah : Teknologi Informasi Dan Komunikasi
Dosen Pembimbing : Drs. Muliadi, M.Kes.
Karya Tulis
Ilmiah
“Upaya Meningkatkan Kegemaran Membaca Anak Usia Sekolah Dasar”
Oleh :
ASTUTIANI SYAM
1347240007
23 A
UPP PGSD BONE
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2014
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas karya tulis ilmiah ini
tepat pada waktunya. Dengan judul “Upaya Meningkatkan
Minta Membaca Siswa Sekolah Dasar”.
Shalawat serta salam tidak lupa semoga tetap tercurahkan kepada
junjungan kita, Nabi Muhammad SAW beserta kelurganya, sahabat yang dicintainya
dan kepada kita semua sebagai umat yang dikasihinya. Amin.
Tugas ini disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Karya Tulis
Ilmiah (KTI) sebagai salah satu syarat evaluasai akademik pada Jurusan
Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Ilmu Pendidikan Universutas Negeri
Makassar.
Penulis menyadari bahwa karya tulis ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu saran dan kritik yang
membangun diharapkan dari para pembaca. Semoga laporan ini bermanfaat bagi
penulis dan mahasiswa pada khususnya dan masyarakat pada umumnya.
Watampone, 26 Maret 2014
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman Judul………………………………………………………………..i
KATA PENGANTAR……………………………………………………….ii
DAFTAR ISI…………………………………………………………………iii
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………....1
A. Latar Belakang Masalah…………………………………………………..1
B. Rumusan Masalah…………………………………………………………2
C. Tujuan Penulisan…………………………………………………….........2
Halaman Judul………………………………………………………………..i
KATA PENGANTAR……………………………………………………….ii
DAFTAR ISI…………………………………………………………………iii
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………....1
A. Latar Belakang Masalah…………………………………………………..1
B. Rumusan Masalah…………………………………………………………2
C. Tujuan Penulisan…………………………………………………….........2
D. Manfaat Penulisan…………………………………………………………3
E. Metode
Penulisan………………………………………………………….3
BAB II PEMBAHASAN……………………………………...……………...3
A. Pengertian Membaca……………………………….……………………...3
B. Tujuan Membaca…………………….………………………………….....7
C. Manfaat Membaca……………………………………...………………….8
D. Teknik Membaca……………………………..……………………………9
E. Faktor-faktor yang Memengaruhi Kemampuan Membaca…………… ....12
F. Usaha-usaha untuk Meningkatkan Kegemaran Membaca Anak Usia Sekolah Dasar…………………………………………………………………………19
BAB III PENUTUP……………………………………………………….....21
A. Simpulan…………………………………………………………….........21
BAB II PEMBAHASAN……………………………………...……………...3
A. Pengertian Membaca……………………………….……………………...3
B. Tujuan Membaca…………………….………………………………….....7
C. Manfaat Membaca……………………………………...………………….8
D. Teknik Membaca……………………………..……………………………9
E. Faktor-faktor yang Memengaruhi Kemampuan Membaca…………… ....12
F. Usaha-usaha untuk Meningkatkan Kegemaran Membaca Anak Usia Sekolah Dasar…………………………………………………………………………19
BAB III PENUTUP……………………………………………………….....21
A. Simpulan…………………………………………………………….........21
BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang Masalah
Membaca adalah
suatu cara untuk mendapatkan dari sesuatu yan, membaca merupakan kegiatan yang sangat bermanfaat bagi
semua orang jika dilakukan setiap hari dimana saja dan kapan saja saat kita
mau. Membaca sangat penting sebagai
tolak ukur pembangunan sumber daya manusia yang baik. Banyak hal yang dapat diperoleh dalam
kehidupan, jika seseorang rajin membaca, salah satunya supaya kita tidak bodoh.
Negara yang mayoritas penduduknya kurang minat
membaca, akan sulit untuk maju dan bersaing. Bagaimana dengan Bangsa
Indonesia? Bangsa Indonesia merupakan negara berkembang yang masih jauh
tertinggal dengan negara maju jika dilihat dari minat membaca dan tulis di kalangan siswa maupun masyarakat yang masih
rendah. Ada hubungan antara membaca dan penguasaan ilmu pengetahuan, Bahwa
semakin banyak masyarakat membaca semakin maju Negara tersebut.
Namun pada kenyataannya, minat membaca siswa maupun
masyarakat sekarang
ini sangatlah rendah. Banyak sekali faktor yang menjadi penyebab rendahnya
minat membaca, salah satunya adalah karena semakin
berkembangnya teknologi. Untuk itu, perlu dilakukan berbagai cara dalam
menanggulangi masalah ini. Hal ini dapat dilakukan melalui lingkungan sekolah
maupun oleh pelajar itu sendiri.
B. RumusanMasalah
Adapun masalah yang akan dibahas dalam karya tulis ini antara lain:
1.
Apa
pengertian membaca?
2.
Apa tujuan
membaca?
3.
Apa manfaat
membaca?
4.
Bagaimana
teknik membaca?
5.
Apa
faktor-faktor yang memengaruhi kemampuan membaca?
6.
Apa
usaha-usaha untuk meningkatkan kegemaran membaca anak usia sekolah dasar?
C. Tujuan
Penulisan
Berdasarkan
rumusan masalah diatas, maka penyusunan karya tulis ilmiah ini bertujuan untuk:
1.
Menjelaskan pengertian membaca.
2.
Menjelaskan tujuan
membaca.
3.
Menjelaskan manfaat
membaca
4.
Menjelaskantentang teknik membaca
5.
Menjelaskan
faktor-faktor yang memengaruhi kemampuan membaca.
6.
Menjelaskan usaha-usaha
untuk meningkatkan kegemaran membaca anak usia sekolah dasar.
D.
Manfaat Penulisan
Penulisan karya tulis ilmiah ini diharapkan memiliki manfaat, antara lain:
1.
Manfaat
keilmuan,yakni dapat
menambah dan memperkaya bahan kajian.
2.
Manfaat
untuk para guru, yaitu sebagai sumbangan pemikiran khalayak dalam usaha meningkatkan
minat baca siswa.
E.
Metode Penulisan
Metode yang penulis gunakan dalam karya tulis
ini adalah metode studi literatur, yaitu dengan mencari dan menelaah berbagai
bahan referensi yang berkaitan dan mendukung terhadap upaya penyusunan karya
tulis ilmiah ini.
BAB II
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Membaca
Membaca pada hakikatnya adalah
suatu yang rumit yang melibatkan banyak hal, tidak hanya sekadar melafalkan
tulisan, tetapi juga melibatkan aktivitas visual, berpikir, psikolinguistik,
dan metakognitif. Sebagai proses visual membaca merupakan proses menerjemahkan
simbol tulis (huruf) ke dalam kata-kata lisan. Sebagai suatu proses berpikir,
membaca mencakup aktivitas penganalan kata, pemahaman literal, interpretasi,
membaca kritis, dan pemahaman kreatif. Pengenalan kata bisa berupa aktivitas
membaca kata-kata dengan menggunakan kamus (Crawley dan Mountain, 1995).
Sedangkan Klein, dkk. (1996)
mengemukakan bahwa definisi membaca mencakup (1) membaca merupakan suatu
proses, (2) membaca adalah strategi, dan (3) membaca merupakan interaktif.
Membaca merupakan suatu proses dimaksudkan informasi dari teks dan pengetahuan
yang dimiliki oleh pembaca mempunyai peranan yang utama dalam membentuk makna.
Adapun pendapat lain mengenai
pengertian membaca antara lain:
1.
Kamus
Besar Bahasa Indonesia (KBBI), membaca adalah melihat serta memahami isi dari
apa yang tertulis (dengan melisankan maupun hanya dalam
hati).
2.
Hodgson
(1960: 43-44), membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan
oleh pembaca untuk memperoleh pesan, yang hendak disampaikan oleh penulis
melalui media kata-kata atau bahasa tulis. Suatu proses yang menuntut agar
kelompok kata yang merupakan suatu kesatuan akan terlihat dalam suatu
pandangan sekilas dan makna kata-kata secara individual akan dapat diketahui.
Kalau hal ini tidak terpenuhi, pesan yang tersurat dan yang tersirat akan
tertangkap atau dipahami, dan proses membaca itu tidak terlaksana dengan
baik.
3.
Finochiaro
dan Bonomo (1973: 119), membaca adalah memetik serta memahami arti atau makna
yang terkandung di dalam bahasa tertulis.
4.
Lado
(1976: 132), membaca adalah memahami pola-pola bahasa dari gambaran
tertulisnya.
5.
Gorys
Keraf (1996: 24), membaca adalah suatu proses yang kompleks meliputi kegiatan
yang bersifat fisik dan mental. Membaca juga dapat diartikan sebagai
proses pemberian makna simbol-simbol visual.
6.
Fredick
Mc Donald (dalam Burns, 1996: 8), membaca adalah merupakan rangkaian yang
respon yang kompleks, di antaranya mencakup respon kognitif, sikap dan
manipulatif. Membaca tersebut dapat dibagi menjadi beberapa sub
keterampilan, yang meliputi sensori, persepsi, sekuensi, pengalaman,
berpikir, belajar, asosiasi, afektif, dan konstruktif. Menurutnya,
aktivitas membaca dapat terjadi jika beberapa sub keterampilan tersebut
dilakukan secara bersam-sama dalam suatu keseluruhan yang terpadu.
7.
Kolker
(1983: 3), membaca adalah suatu proses komunikasi antara pembaca dan penulis
dengan bahasa tulis. Hakikat membaca ini menurutnya ada tiga hal, yakni
afektif, kognitif, dan bahasa. Perilaku afektif mengacu pada perasaan,
perilaku kognitif mengacu pada pemikiran, dan perilaku bahasa mengacu
pada bahasa anak.
8.
Tampubalon
(1987: 6), mengatakan karena bahasa tulisan mengandung ide-ide atau
pikiran-pikiran, maka dalam memahami bahasa tulisan dengan membaca,
proses-proses kognitif (penalaran), terutama yang bekerja. Oleh sebab itu,
dapat dikatakan bahwa membaca adalah cara untuk membina daya nalar.
9.
Smith
(Ginting, 2005), membaca merupakan suatu proses membangun pemahaman sari teks
yang tertulis.
10.
Juel
(Sandjaja, 2005), membaca adalah proses untuk mengenal kata dan memadukan arti
kata dalam kalimat dan struktur bacaan. Sehingga hasil akhir dari proses
membaca adalah seseorang mampu membuat intisari dari bacaan.
11.
Nurhadi
(1987: 13-14), membaca adalah proses pengucapan lisan untuk mendapatkan isi
yang terkandung di dalamnya. Sedangkan rumit dimaksudkan faktor di atas sering
bertautan dan berhubungan, membentuk semacam koordinasi yang rumit untuk
menunjang pemahan terhadap bacaan.
12.
Soedarso
(1996: 4), membaca adalah tidak hanya sekedar membunyikan lambang-lambang
bunyi bahasa yang tertulis. Membaca adalah aktivitas yang kompleks yang
mengarahkan sejumlah besar tindakan yang berbeda-beda.
13.
Syafi'i
(1999: 7), membaca adalah suatu proses yang bersifat fisik atau yang disebut
proses mekanis,beberapa psikologis yang berupa kegiatan berpikir dalam mengolah
informasi.
14.
Farris
(1993: 304), membaca adalah pemrosesan kata-kata, konsep, informasi, dan
gagasan-gagasan yang dikemukakan oleh pengarang yang berhubungan dengan
pengetahuan dan pengalaman awal pembaca. Dengan demikian, pemahaman
diperoleh bila pembaca mempunyai pengetahuan atau pengalaman yang
telah dimiliki sebelumya dengan apa yang terdapat dalambacaan.
Dari beberapa pengertian membaca di
atas dapat disimpulkan, bahwa membaca adalah suatu proses memahami serta
memetik makna dari kata-kata, ide, gagasan, konsep, dan informasi yang
dikemukakan oleh pengarang dalam bentuk tulisan.
B. Tujuan
Membaca
Membaca hendaknya mempunyai
tujuan, karena seseorang yang membaca dengan tujuan, cenderung lebih memahami
dibandingkan dengan oran yang tidak mempunyai tujuan.Dalam kegiatan membaca di
kelas, guru seharusnya menyusun tujuan membaca dengan menyediakan tujuan khusus
yang sesuai atau dengan membantu mereka menyusun tujuan membaca siswa itu
sendiri.
Tujuan membaca mencakup:
1.
Kesenangan;
2.
Menyempurnakan
membaca nyaring;
3.
Menggunakan
strategi tertentu;
4.
Memperbaharui
pengetahuannya tentang suatu topik;
5.
Mengaitkan informasi
baru dengan informasi yang telah diketahuinya;
6.
Memperoleh
informasi untuk laporan lisan atau tertulis;
7.
Mengkonfirmasikan
atau menolak prediksi
8.
Menampilkan
suatu eksperimen atau mengaplikasikan informasi yang diperoleh dari suatu teks
dalam beberapa cara lain dan mempelajari tentang struktur teks;
9.
Menjawab
pertanyaan-pertanyaan yang spesifik (Blanton, dkk. dan Irwin dalam Burns dkk,
1996).
C. Manfaat
membaca
Perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi menuntut terciptanya masyarakat yang gemar belajar. Proses
belajar yang efektif antara lain dilakukan melalui membaca. Masyarakat yang
gemar membaca memperoleh pengetahuan dan wawasan baru yang akan semakin
meningkatkan kecerdasannya sehingga mereka lebih mampu menjawab tantangan hidup
pada masa-masa mendatang.
Burns, dkk.(1996) mengemukakan
bahwa kemampuan membaca merupakan sesuatu yang vital dalam suatu masyarakat
terpelajar. Namun, anak-anak yang tidak memahami pentingnya belajar membaca
tidak akan termotivasi untuk belajar. Belajar membaca merupakan usaha yang
terus menerus, dan anak-anak yang melihat tingginya nilai (value) membaca dalam kegiatan pribadinya akan lebih giat belajar
dibandingkan dengan anak-anak yang tidak menemukan keuntungan dari kegiatan
membaca.
Membaca semakin penting dalam kehidupan
masyarakat yang semakin kompleks.Setiap aspek kehidupan melibatkan kegiatan
membaca.Tanda-tanda jalan mengarahkan orang yang bepergian sampai pada
tujuannya, menginformasikan pengemudi mengenai bahaya di jalan, dan
mengingatkan aturan-aturan lalu lintas. Pengusaha katering tidak perlu harus
pergi ke pasar untuk mengetahui harga bahan-bahan yang akan dibutuhkan. Dia
cukup membaca surat kabar untuk mendapatkan informasi tersebut. Kemudian, dia
bisa merencanakan apa saja yang harus dibelinya disesuaikan dengan informasi
tentang bahan-bahan yang dibutuhkannya.
Di samping itu, kemampuan
membaca merupakan tuntutan realitas kehidupan sehari-hari manusia. Beribu judul
buku dan berjuta koran diterbitkan setiap hari. Ledakan informasi ini
menimbulkan tekanan pada guru untuk menyiapkan bacaan yang memuat informasi
yang relevan untuk siswa-siswanya.Walaupun tidak semua informasi perlu dibaca,
tetapi jenis-jenis bacaan tertentu yang sesuai dengan kebutuhan dan kepentingan
kita tentu perlu dibaca.
Walaupun informasi bisa
ditemukan dari media lain seperti televisi dan radio, namun peran membaca tak
dapat digantikan sepenuhnya. Membaca tetap memegang peranan penting dalam
kehidupan sehari-hari karena tidak semua informasi bisa didapatkan dari media
televisi dan radio.
D.
Teknik
membaca
1.
Teknik
membacaSkimming
Teknik membacaSkimming adalah teknik membaca dengan tujuan
menemukan isi umum dari bacaan dengan cepat (Farida Rahim, 2005). Teknik
membaca jenis ini membutuhkan keahlian dalam memahami sudut pandang si penulis
buku dalam memahami sesuatu. Inti dari membaca dengan teknik skimming yaitu
membaca sekilas dengan cepat untuk mendapatkan gambaran umum dari bacaan
tersebut.
Membaca skimming dilakukan dengan
cara membaca melompat-lompat hanya pada ide pokok pikiran bacaan serta memahami
temanya.Selanjutnya dalam mebacar ide ide pokok tersebut pembaca berusaha
menemukan apa yang dicarinya. Kemudian mementukan penilaian, apakah buku
tersebut memenuhi kebutuhan pembaca atau tidak. Membaca teknik ini memiki
kecepatan 3-4 kali lipat lebih cepat dari teknik membaca biasa.
Langkah-langkah:
Langkah-langkah:
1.
Bisa
dimulai dengan membaca judul, kemudian sub judul, dan subheading guna
menentukan inti yang akan dibahas.
2.
Membaca
awal dan akhir setiap paragraf dengan cepat.
3.
Menggali
informasi dari media ilustrasi dari gambar atau foto mengenai topik tersebut
4.
Tidak
membaca perkata, gunakan mata untuk menganalisis kata-kata tertentu yang
berhubungan dengan topik.
5.
Menyimpulkan
makna dan pemahaman dari teks tersebut.
2.
Teknik membaca Scanning
Membaca Scanning juga bisa dipahami
sebagai teknik membaca tatap (scan) sangat cepat. Membaca cepat dengan teknik
ini akan melewatkan banyak kata, seperti pendapat Mikulecky & Jeffries
(dalam Farida Rahim, 2005), membaca dengan teknik menatap atau memindai ini
ternyata sangat bermanfaat dalam meningkatkan kemampuan membaca seseorang.
Membaca dengan teknik ini lebih
berfokus pada penemuan informasi spesifik secara cepat dan akurat. Dalam
penerapannya, mata memiliki peranan penting, cara dengan mengerakan mata secara
cepat (scan) pada setiap halam bacaan untuk menemukan kata dan frasa tertentu. Ketika
menjumpai kata atau frase yang dicari gerakan mata dihentikan. Intinya adalah
mata bergerak cepat, berpindah-pindah tanpa melihat kata demi kata.
Langkah-langkah:
1.
Menggerakkan
mata pada halaman dengan gerakan cepat, namun bukan kata per kata, melainkan
keseluruhan.
2.
Saat
menemukan informasi yang dicari, kecepatan mata di turunkan.
3.
Pembaca
harus memiliki kejelian dan pemahaman terhadap karakteristik bacaan yang
dibaca.
E. Faktor-faktor
yang memengaruhi kemampuan membaca
Banyak faktor yang memengaruhi
kemampuan membaca, baik membaca permulaan maupun membaca lanjut (membaca
pemahaman).Faktor-faktor yang memengaruhi membaca permulaan menurut Lamb dan
Arnold (1976) ialah faktor fisiologis, intelektual, lingkungan, dan psikologis.
a.
Faktor
Fisiologis
Faktor fisiologis mencakup
kesehatan fisik, pertimbangan neurologis, dan jenis kelamin.Kelelahan juga
merupakan kondisi yang tidak menguntungkan bagi anak untuk belajar, khususnya
belajar membaca.Beberapa ahli mengemukakan bahwa keterbatasan neurologis
(misalnya berbagai cacat otak) dan kekurangmatangan secara fisik merupakan
salah satu faktor yang dapat menyebabkan anak gagal dalam meningkatkan
kemampuan membaca pemahaman mereka. Guru hendaknya cepat menemukan tanda-tanda
yang disebutkan di atas.
Gangguan pada alat bicara,
alat pendengaran, dan alat penglihatan bisa memperlambat kemajuan belajar
membaca anak.Analisis bunyi, misalnya, mungkin sukar bagi anak yang mempunyai
masalah pada alat bicara dan alat pendengaran. Guru harus waspada terhadap
beberapa kebiasaan anak, seperti anak sering menggosok-gosok matanya, dan
mengerjap-ngerjapkan matanya ketika membaca. Jika menemukan siswa seperti di
atas, guru harus menyarankan kepada orang tuanya untuk membawa si anak ke
dokter spesialis mata. Dengan kata lain, guru harus sensitif terhadap gangguan
yang dialami oleh seorang anak. Makin cepat guru mengetahuinya, makin cepat
pula masalah anak dapat diselesaikan. Sebaiknya, anak-anak diperiksa matanya
terlebih dahulu sebelum ia mulai membaca permulaan (Lamb dan Arnold, 1976).
Walaupun tidak mempunyai
gangguan pada alat penglihatannya, beberapa anak mengalami kesukaran belajar
membaca. Hal itu dapat terjadi karena belum berkembangnya kemampuan mereka
dalam membedakan simbol-simbol cetakan, seperti huruf-huruf, angka-angka, dan
kata-kata, misalnya anak belum bisa membedakan b, p, dan d. Perbedaan
pendengaran (auditory discrimination)
adalah kemampuan mendengarkan kemiripan dan perbedaan bunyi bahasa sebagai
faktor penting dalam menentukan kesiapan membaca anak (Lamb dan Arnold, 1976).
b.
Faktor
Intelektual
Istilah inteligensi
didefinisikan oleh Heinz sebagai suatu kegiatan berpikir yang terdiri dari
pemahaman yang esensial tentang situasi yang diberikan dan meresponsnya secara
tepat (Page dkk., 1980).Terkait dengan penjelasan Heinz di atas, Wechster
(dalam Harris dan Sipay, 1980) mengemukakn bahwa inteligensi ialah kemampuan
global individu untuk bertindak sesuai dengan tujuan, berpikir rasional, dan
berbuat secara efektif terhadap lingkungan.
Penelitian Ehansky (1963) dan
Muehl dan Forrel (1973) yang dikutip oleh Harris dan Sipay (1980) menunjukkan
bahwa secara umum ada hubungan positif (tetapi rendah) antara kecerdasan yang
diindikasikan oleh IQ dengan rata-rata peningkatan remedial membaca.Pendapat
ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Rubin (1993) bahwa banyak hasil
penelitian memperlihatkan tidak semua siswa yang mempunyai kemampuan
inteligensi tinggi menjadi pembaca yang baik.
Secara umum, inteligensi anak
tidak sepenuhnya memengaruhi berhasil atau tidaknya anak dalam membaca
permulaan.Faktor metode mengajar guru, prosedur, dan kemampuan guru juga turut
memengaruhi kemampuan membaca permulaan anak.
c.
Faktor
Lingkungan
Faktor
lingkungan juga mempengaruhi kemajuan kemampuan baca siswa. Faktor lingkungan
itu mencakup (1) latar belakang dan pengalaman siswa dirumah, dan (2) sosial
ekonomi keluarga siswa.
1.
Latar
belakang dan pengalaman anak di rumah
Lingkungan dapat membentuk pribadi,
sikap, nilai, dan kemampuan bahasa anak. Kondisi di rumah memengaruhi pribadi
dan penyesuaian diri anak dalam masyarakat. Kondisi itu pada gilirannya dapat
membantu anak, dan dapat juga menghalangi anak belajar membaca. Anak yang
tinggal di dalam rumah tangga yang harmonis, rumah yang penuh dengan cinta
kasih, yang orang tuanya memahami anak – anaknya, dan mempersiapkan mereka
dengan rasa harga diri yang tinggi, tidak akan menemukan kendala yang berarti
dalam membaca.
Rubin (1993) mengemukakan bahwa
orang tua yang hangat, demokratis, bisa mengarahkan anak-anak mereka pada kegiatan yang
berorientasi pendidikan, suka menantang anak untuk berfikir , dan suka
mendorong anak untuk mandiri merupakan orang tua yang memiliki sikap yang
dibutuhkan anak sebagai persiapan yang baik untuk belajar di sekolah. Di
samping itu, komposisi orang dewasa dalam lingkungan rumah juga berpengaruh
pada kemampuan membaca anak. Anak yang dibesarkan oleh kedua orang tuanya ,
orang tua tunggal, seorang pembantu rumah tangga, atau orang tua angkat akan
memengaruhi sikap dan tingkah laku anak. Anak yang dibesarkan oleh ibu saja berbeda
dengan anak yang dibesarkan oleh seorang ayah saja. Kematian salah seorang
anggota keluarga umumnya akan menyababkan tekanan pada anak-anak. Perceraian juga merupakan
pengalaman yang traumatis bagi anak-nak. Guru hendaknya memahami tentang lingkungan keluarga
anak dan peka pada perubahan yang tiba-tiba terjadi pada anak.
Rumah juga berpengaruh pada sikap
anak terhadap buku dan membaca. Orang tua yang gemar membaca, memiliki koleksi
buku, menghargai membaca, dan senang membacakan cerita kepada anak-anak mereka umumnya menghasilkan
anak yang senang membaca. Orang tua yang mempunyai minat yang besar terhadap kegiatan
sekolah di mana anak-anak
mereka belajar, dapat memacu sikap positif anak terhadap belajar, khususnya
belajar membaca.
Kualitas dan luasnya pengalaman anak
di rumah juga penting bagi kemajuan belajar membaca. Membaca seharusnya
merupakan suatu kegiatan yang bermakna. Pengalaman masa lalu anak-anak memungkinkan anak-anak untuk lebih memahami apa yang
mereka baca.
2.
Faktor sosial ekonomi
Ada kecenderungan orang tua kelas
menengah ke atas merasa bahwa anak -anak mereka siap lebih awal dalam membaca permulaan. Namun,
usaha orang tua hendaknya tidak berhenti hanya sampai pada membaca permulaan
saja. Orang tua harus melanjutkan kagiatan membaca anak secara terus – menerus.
Anak lebih membutuhkan perhatian daripada uang. Oleh sebab itu, orang tua
hendaknya menghabiskan waktu mereka untuk berbicara dengan anak mereka agar
anak menyenangi membaca dan berbagi buku cerita dan pengaaman membaca dengan
anak-anak.
Sebaliknya, anak-anak
yang berasal dari keluarga kelas rendah yang berusaha mengejar kegiatan-kegiatan tersebut akan memiliki
kesempatan yang lebih baik untuk menjadi pembaca yang baik.
Faktor sosioekonomi, orang tua, dan lingkungan
tetangga merupakan faktor yang membentuk lingkungan rumah siswa. Beberapa
penelitian memperlihatkan bahwa status sosioekonomi siswa mempengaruhi
kemampuan verbal siswa. Semakin tinggi status sosioekonomi siswa semakin tinggi
kemampuan verbal siswa. Anak – anak yang mendapat contoh bahasa yang baik dari
orang dewasa serta orang tua yang berbicara dan mendorong anak – anak mereka
berbicara akan mendukung perkembangan bahasa dan inteligensi anak. Begitu pula
dengan kemampuan membaca anak. Anak – anak yang berasal dari rumah yang
memberikan banyak kesempatan membaca, dalam lingkungan yang penuh dengan bahan
bacaan yang beragam akan mempunyai kemampuan membaca yang tinggi.
d.
Faktor
Psikologis
Faktor lain yang juga memengaruhi
kemajuan kemampuan membaca anak adalah faktor psikologis. Faktor ini mencakup
(1) motivasi, (2) minat, dan (3) kematangan sosial, emosi, dan penyesuaian
diri.
1.
Motivasi
Motivasi adalah faktor kunci dalam
belajar membaca. Eanes mengemukakan bahwa kunci motivasi itu sederhana, tetapi
tidak mudah untuk mencapainya. Kuncinya adalah guru harus mendemonstrasikan
kepada siswa praktik pengajaran yang relevan dengan minat dan pengalaman anak
sehingga anak memahami belajar itu sebagai suatu kebutuhan.
Crawley dan Mountain mengemukakan
bahwa motivasi ialah sesuatu yang mendorong seseorang belajar atau melakukan
suatu kegiatan. Motivasi belajar memengaruhi minat dan hasil belajar siswa.
Suasana belajar yang kondusif dan
menyenangkan akan mengoptimalkan kerja otak siswa. Di samping itu, suasana
belajar yang kondusif dan menyenangkan akan lebih memotivasi siswa agar belajar
lebih intensif. Seseorang tidak berminat membaca kalau dalam keadaan tertekan.
Untuk usia dini bisa diwujudkan dalam bentuk permainan, sedangkan pada siswa
kelas tinggi bermain dapat dikembangkan melalui eksperimen. Misalnya, setelah
membaca materi bacaan yang menjelaskan tentang petunjuk membuat pesawat terbang
dari kertas, kemudian siswa mencoba memodifikasinya sehingga pesawatnya bisa
terbang lebih jauh.
2.
Minat
Minat baca ialah keinginan yang kuat
disertai usaha-usaha
seseorang untuk membaca. Orang yang mempunyai minat membaca yang kuat akan
diwujudkannya dalam kesediaannya untuk mendapat bahan bacaan dan kemudian
membacanya atas kesadarannya sendiri.
Seorang guru harus berusaha
memotivasi siswanya. Siswa yang mempunyai motivasi yang tinggi terhadap
membaca, akan mempunyai minat yang tinggi pula terhadap kegiatan membaca.
3.
Kematangan
sosio dan emosi serta penyesuaian diri
Seorang siswa harus mempunyai
pengontrolan emosi pada tingkat tertentu. Anak-anak yang mudah marah, menangis, dan
bereaksi secara berlebihan ketika mereka tidak mendapatkan sesuatu, atau
menarik diri, atau mendongkol akan mendapat kesulitan dalam pelajaran membaca.
Sebaliknya, anak-anak
yang lebih mudah mengontrol emosinya, akan lebih mudah memusatkan perhatiannya
pada teks yang dibacanya. Pemusatan perhatian pada bahan bacaan memungkinkan
kemajuan kemampuan anak – anak dalam memahami bacaan akan meningkat.
Percaya diri sangat dibutuhkan oleh
anak-anak.
Anak-anak
yang kurang percaya diri di dalam kelas, tidak akan bisa mengerjakan tugas yang
diberikan kepadanya walaupun tugas itu sesuai dengan kemampuannya. Mereka
sangat bergantung kepada orang lain sehingga tidak bisa mengikuti kegiatan
mandiri dan selalu meminta untuk diperhatikan guru.
F.
Usaha-usaha untuk meningkatkan kegemaran membaca anak usia sekolah dasar
Banyak cara membiasakan diri pada
seorang anak maupun remaja dalam membaca. Misalnya, dengan mengoleksi buku-buku
bacaan atau cerita yang berhubungan dengan pengetahuan. Selain itu, untuk
meningkatkan minat baca di kalangan siswa, ada beberapa hal yang perlu
dilakukan oleh sekolah maupun kalangan siswa itu sendiri. Hal yang harus dilakukan
oleh sekolah, yaitu:
1.
Penciptaan
atmosfir kelas yang mendukung dengan menempel pajangan hasil karya siswa dengan
rapi serta slogan-slogan ajakan agar siswa gemar membaca.
2.
Penyediaan
buku-buku bacaan yang memadai, baik dari segi kuantitas judul buku maupun
kualitas buku di perpustakaan dan setiap ruang kelas.
3.
Penciptaan
antusiasme pada setiap individu siswa terhadap pentingnya membaca buku dan berbagai
sumber ilmu lainnya.
4.
Pemanfaatan
kegiatan membaca sebagai alat untuk belajar seluruh bidang studi oleh
masing-masing guru.
5.
Rak
buku yang dipajang rapi dan menarik untuk dieksplorasi isinya.
6.
Tersedia
tempat baca buku lesehan di sekolah, misalnya di depan-depan kelas.
7.
Memberikan
pemahaman akan pentingnya membaca
Cara ini menekankan pada siswa bahwa membaca memiliki banyak manfaat. Karena dari membaca pengetahuan semakin luas dan akan banyak hal baru yang akan kita dapat.
Cara ini menekankan pada siswa bahwa membaca memiliki banyak manfaat. Karena dari membaca pengetahuan semakin luas dan akan banyak hal baru yang akan kita dapat.
8.
Membuat
suasana perpustakaan menjadi nyaman.
Suasana perpustakaan yang nyaman membuat para siswa betah untuk berlama-lama di perpustakaan dan hal ini akan mendorong siswa untuk berkunjung ke perpustakaan serta membaca buku–buku yang ada.
Suasana perpustakaan yang nyaman membuat para siswa betah untuk berlama-lama di perpustakaan dan hal ini akan mendorong siswa untuk berkunjung ke perpustakaan serta membaca buku–buku yang ada.
9.
Ketersediaan
buku-buku yang berkualitas di perpustakaan
Buku-buku yang berkualitas dan mudah di telaah akan mendorong para siswa untuk gemar membaca dan menjadikan membaca sebagai kebutuhan.
Buku-buku yang berkualitas dan mudah di telaah akan mendorong para siswa untuk gemar membaca dan menjadikan membaca sebagai kebutuhan.
Siswa juga perlu melakukan sesuatu
agar dapat menumbuhkan dan selanjutnya meningkatkan minat bacanya, yaitu:
1.
Yakin
bahwa gemar membaca merupakan hal yang terbaik untuk dapat bersaing di era
global.
2.
Memiliki
niat yang tulus untuk membaca.
3.
Seringlah
mendatangi perpustakaan setiap ada waktu luang,
4.
Menambah
wawasan dengan menyisihkan uang lebih untuk membeli buku, minimal satu buku
setiap bulan
5.
Ceritakan
atau sampaikan informasi yang telah Anda peroleh setelah membaca buku kepada
teman Anda, begitu juga sebaliknya.
BAB III
PENUTUP
A.
Simpulan
Berdasarkan uraian-uraian yang telah
dijelaskan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa tingginya minat baca sangat
dibutuhkan oleh setiap orang, terutama bagi kalangan siswa. Oleh karena itu dibutuhkan
berbagai cara untuk meningkatkan minat baca di kalangan siswa ini. Cara tersebut dapat dilakukan
melalui lingkungan sekolah, maupun oleh pelajar itu sendiri. Hal terpenting
yang harus dilakukan oleh pelajar adalah dengan menumbuhkan dan meningkatkan
kesadaran diri akan pentingnya membaca. Karena hal ini akan dapat membawa
manfaat yang sangat besar, terutama bagi siswa itu sendiri.
B.
Saran
Berdasarkan pembahasan tersebut,
maka saran penulis adalah:
1.
Marilah
kita meningkatkan kesadaran diri untuk membaca. Karena membaca akan memberikan
kita manfaat yang sangat besar.
2.
Sebaiknya
sekolah membuat program membaca bagi siswa. Hal ini dimaksudkan untuk mendorong
para siswa agar gemar membaca dan menjadikan membaca sebagaikebutuhan.
3.
Perlunya
dorongan dari berbagai pihak untuk meningkatkan minat baca pelajar, terutama
oleh pihak keluarga dan sekolah.
DAFTAR
PUSTAKA
Farida Rahim, Pengajaran Membaca di Sekolah Dasar,
(Jakarta: Bumi Aksara, 2008)