Welcome to My Blog^^ Don't Forget to Follow


Welcome to My Blog^^ Don't Forget to Follow


Rabu, 09 April 2014

MAKALAH LINGKUNGAN PERKEMBANGAN ANAK SEKOLAH DASAR



LINGKUNGAN PERKEMBANGAN ANAK SEKOLAH DASAR
(Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Kelompok
pada Mata Kuliah Perkembangan Peserta Didik)
Dosen Mata Kuliah   :Dra. Satriani DH, M.Pd
Oleh
Kelompok VIII
Astutiani Syam                      134 724 0007
Nur Indah                              134 724 0010
Hasriani                                  134 724 0017
Misnawati                              134 7240027
Risma Salfiah                                    134 724 0033

UPP PGSD WATAMPONE
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2013







KATA PENGANTAR
Segala puji hanya milik Allah Ta’ala, Tuhan semesta alam. Shalawat dan salam semoga selalu tercurah kepada Nabi Muhammad SAW., kepada keluarga, sahabat, dan kepada seluruh umatnya hingga akhir zaman.
Mengingat begitu besarnya sumbangsih peran pendidikan dalam perkembangan sosial kehidupan manusia maka kehidupan anak dalam menelusuri perkembangannya itu pada dasarnya merupakan kemampuan mereka berinteraksi dengan lingkungan. Pada proses integrasi dan interaksi ini faktor intelektual dan emosional mengambil peranan penting. Proses tersebut merupakan proses sosialisasi yang mendudukkan anak-anak sebagai insan yang secara aktif melakukan proses sosialisasi.
Makalah ini memaparkan konsep perkembangan sosial anak sekolah dasar, faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan sosial, karakteristik perkembangan sosial pada anak, dan manfaat mempelajari perkembangan sosial anak sekolah dasar. Makalah  ini merupakan tugas kelompok yang disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Perkembangan Peserta Didik di Sekolah Dasar. Semoga makalah ini bermanfaat dan dapat dijadikan sebagai acuan dalam proses penyelenggaraan pendidikan. Kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan guna kelengkapan makalah ini. Sesungguhnya hanya Allah Dzat Yang Maha Sempurna.

Watampone, 13 September 2013


Penyusun










DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL             . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . i
KATA PENGANTAR           . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ii
DAFTAR ISI                          . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .iii
BAB I. PENDAHULUAN    . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 1
A.    LATAR BELAKANG……………………………………………………1
B.     RUMUSAN MASALAH…………………………………………………1
C.     TUJUAN PENULISAN………………………………………………….1
BAB II. PEMBAHASAN     . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 2
A.     PERKEMBANGAN ANAK DI LINGKUNGAN KELUARGA…………2
B.     PERKEMBANGAN ANAK DI LINGKUNGAN SEKOLAH…………..9
C.     PERKEMBANGAN ANAK DI LINGKUNGAN MASYARAKAT……11
BAB III. PENUTUP…………………………………………………………….13
A.    KESIMPULAN………………………………………………………….13
B.     SARAN………………………………………………………………….13
DAFTAR PUSTAKA









BAB I
PENDAHULUAN
A.    LATAR BELAKANG
Lingkungan merupakan salah satu faktor utama yang mempengaruhi perkembangan anak. Ada tiga klasifikasi ligkungan perkembangan utama yang di kenal, yakni lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat. Dalam konteks pendidikan,tiga macam lingkungan tersebut dikenal sebagai tripusat pendidikan.
Masing-masing lingkungan memberikan kontribusi tertentu terhadap perkembangan anak. Namun pengaruh dari masing-masing lingkungan tersebut tidak bisa dipilah-pilah secara pasti. Karena itu, yang terutama diperlukan disini adalah bukan menghitung persentase dan  menentukan wujud pasti pengaruh dari masing-masing lingkungan tersebut, melainkan memahami proses-proses interaktif yang terjadi pada masing-masing lingkungan tersebut serta kemungkinan-kemungkinan pengaruhnya terhadap perkembangan anak.

B.     RUMUSAN MASALAH
1.      Bagaimana perkembangan anak di lingkungan keluarga?
2.      Bagaimana perkembangan anak di lingkungan sekolah?
3.      Bagaimana perkembangan anak di lingkungan masyarakat?

C.    TUJUAN PENULISAN
1.      Untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Perkembangan Peserta Didik di Sekolah Dasar
2.      Mengetahui perkembangan anak di lingkungan keluarga
3.      Mengetahui perkembangan anak di lingkungan sekolah
4.      Mengetahui perkembangan anak di lingkungan masyarakat

BAB II
PEMBAHASAN
A.    PERKEMBANGAN ANAK DI LINGKUNGAN KELUARGA
Sejak lama keluarga sudah dipandang sebagai lingkungan pendidikan pertama dan  utama, karena:
1.      Keluarga merupakan pihak yang paling awal memberikan banyak perlakuan terhadap anak.sejak lahir keluargalah yamg menyambut dan memberikan layanan dan interaktif kepada anak,misalnya pada waktu menyusui,menyayangi,memandikan,memberi makan,membantu pakaian dan lain-lain.bentuk perlakuan yang diterima anak menjadi suber perlakuan pertama yang akan mempengaruhi pembentukan karakteristik, pribadi,dan pribadi anak. menurut banyak ahli penglaman hidup pada masa awal ini menjadi fundasi bagi proses perkembangan dan pembelajaran anak selanjudnya. FREUD mengatakan bahwa masa belita adalah masa terbentuknya kepribadian sedangkan GOLEMAN memadang masa belita sebagai masa emas bagi perkembangan kecerdasan emosipnal. pandangan-pandangan tersebut menunjukan bahwa perlakuan perlakuan yang diterima anak pada masa awal kehidupannya ( dalam lingkungan keluarga ) sangat memegang peran kunci dalam pembentuk struktur dasar kepribadian seseorang.
2.      Sebagian besar waktu anak dihabiskan dalam keluarga. jika kesempatan waktu yang banyak ini diisi dengan hal-hal yang bermakna dan positif bagi perkembangan anak maka kecenderungan bermakna dan positif pula .tapi bila kesempatan itu disia-siakan, apalagi diisi dengan hal-hal yang kurang mendukung perkembangan anak maka pengaruhnya sangat lain.
3.      Karakteristik hubungan orang tua-anak berbeda dari hubungan anak dengan pihak-pihak lainnya (guru, teman, dan sebagainya ).
4.      Interaksi kehidupan orang tua-anak di rumah bersifat “asli”, seadanya dan tidak dibuat-buat.
a.       Pentingnya Peran Lingkungan Keluarga dalam Konteks Perkembangan Anak
Sejak lama, keluarga merupakan lingkungan pendidikan yang pertama dan  utama. Predikat ini mengindikasikan betapa esensialnya peran dan pengaruh lingkungan keluarga dalam pembentukan perilaku dan kepribadian anak.
Dalam prakteknya, bagaimanapun pengaruh keluarga itu akan bervariasi. Hal itu tergantung kepada bentuk, kualitas, dan intensitas perlakuan yang terjadi, disamping tergantung pula kepada kondisi anak sendiri. Walaupun ada semacam prinsip-prinsip umum yang dapat dijadikan bahan rujukan oleh orang tua dalam memperlakukan anak, unsur keunikan anak tetap merupakan hal yang tidak dapat diabaikan.
b.      Pengaruh Keluarga terhadap Perkembangan Anak
Dilihat dari proses dan materi interaksi pada masing-masing lingkungan, secara logis dapat diperkirakan perilaku-perilaku apa yang terutama dipengaruhi oleh pengaruh lingkungan dari pada lingkungan keluarga. Peran keluarga lebih banyak bersifat memberikan dukungan baik dalam hal penyediaan fasilitas maupun penciptaan suasana belajar yang kondusif. Sebaliknya, dalam  hal pembentukan perilaku, sikap dan kebiasaan, penanaman nilai, dan perilaku-perilaku sejenisnya, lingkungan keluarga bisa memberikan pengaruh yang sangat dominan. Selanjutnya, Radin (Seifert & Hoffnung, 1991)  menjelaskan enam  kemungkinan cara yang dilakukan orang tua dalam mempengaruhi anak, yakni sebagai berikut :
1.       Pemodelan perilaku (modeling of behaviours)
2.       Memberikan ganjaran dan hukuman (giving rewards and punishments)
3.        Perintah langsung (direct instruction)
4.       Menyatakan peraturan-peraturan (stating rules)
5.       Nalar (reasoning)
6.        Menyediakan fasilitas atau  bahan-bahan dan adegan suasana (providing materials and settings)
1)      Pemodelan perilaku
Baik disengaja atau tidak, orang tua dengan sendirinya akan menjadi model bagi anaknya. Cara dan gaya orang tua berperilaku akan menjadi sumber objek imitasi bagi anak. Tidak hanya yang baik-baik saja yang diterima oleh anak, tapi sifat-sifat yang jeleknya pun akan dilihat pula. Jika orang tua biasa berperilaku kasar dalam berinteraksi di lingkungan rumahnya, maka kecenderungan anak-anaknya untuk berperilaku seperti itu sangat besar. Sebaliknya, kalau orang tua berperilaku dan bertutur kata lemah lembut hingga hampir tidak pernah ada marah-marah dan kekerasan, maka anak-anaknya juga akan cenderung berperilaku demikian.
2)      Memberikan ganjaran dan hukuman
Orang tua mempengaruhi anaknya dengan cara memberi ganjaran terhadap perilaku tertentu yang dilakukan oleh anaknya dan memberi hukuman terhadap perilaku lainnya. Seorang anak yang mendapat ranking satu, misalnya mendapat pujian dari orang tuanya, sementara anak yang tidak pernah belajar mendapat teguran dari orang tuanya.
3)      Perintah langsung
Kadang-kadang orang tua secara sederhana mengatakan kepada anak seperti berikut: “Jangan malas belajar!”, “Cepat mandi, nanti sekolahnya kesiangan!”. Dari perintah-perintah seperti inni, anak sering mengambil pelajaran tertentu sehingga bias lebih memahami harapan-harapan dan keinginan-keinginan orang tuanya.

4)      Menyatakan peraturan-peraturan
Secara berulang-ulang orang tua sering menyatakan peraturan-peraturan umum yang berlaku di rumha, meskipun hal itu sering dinyatakan secara tidak tertulis. Sebagai missal, orang tua berkata “Kalau sudah dari kamar kecil tutup pintunya dan matikan listriknya”. Dengan cara ini, anak didorong untuk melihat perilakunya apakah sudah benar atau belum melalui perbandingan dengan peraturan-peraturan tersebut.
5)      Nalar
Pada saat-saat menjengkelkan, orang tua bias mempertanyakan kapasitas anak untuk bernalar, dan cara itu digunakan orang tua untuk mempengaruhi anaknya. Sebagai contoh, orang tua bias mengingatkan anaknya tentang kesenjangan perilaku dengan nilai-nilai yang dianut melalui pertanyaan berikut: “Apakah memukul teman itu merupakan pekerjaan yang baik?”. Atau orang tua bias mendefinisikan dan memberikan label terhadap aktivitas-aktivitas anak dalam cara-cara yang dianggap mempengaruhi perilakunya, seperti: “Sekarang ranking kamu jelek karena kamu malas belajar, dan bukan karena kamu bodoh.”
6)      Menyediakan fasilitas atau bahan-bahan dan adegan suaasana
Orang tua dapat mempengaruhi perilaku anak dengan mengontrol fasilitas atau bahan-bahan dan adegan suasana yang menumbuhkan minat belajar anak, orang tua membelikan buku-buku yang diminati anak dari pada membelikan pistol-pistolan.
c.       Kualitas Hubungan orangtua-anak
Seiring dengan perubahan-perubahan yang dialami anak usia SD, pola dan bentuk hubungan orangtua-anak mengalami perubahan. Perlakuan orang tua lazimnya semakin memberi kesempatan kepada anak untuk berbuat secara lebih mandiri.
Pada masa usia kanak-kanak (pendidikan prasekolah), pengawasan orang tua terhadap anak menjadi kurang. Kecuali memainkan benda-benda yang dianggap membahayakan sepeti pisau dan gunting, orangtua biasanya sudah lebih banyak memberikan keleluasaan kepada anak.
d.      Gaya Pengasuh Orang tua dan Pengaruhnya terhadap Perkembangan anak
Gaya pengasuhan orang tua (Parenting style) adalah cara-cara orang tua berinteraksi secara umum dengan anaknya. Dalam hal ini banyak macam klasifikasi yang dapat dilakukan, salah satunya adalah klasifikasi berikut : otoriter, permisif, dan otoritatif.
GAYA PENGASUHAN ORANGTUA
YANG OTORITER, PERMISIF, DAN OTORITATIF
Tipe
Perilaku Orangtua
Karakteristik Anak
Otoriter
Kontrol yang ketat dan penilaian yang kritis terhadap perilaku anak; sedikit dialog (memberi dan menerima) secara verbal; serta,kurang hangat dan kurang terjalin secara emosional.
Menarik diri dari pergaulan serta tidak puas dan tidak dan tidak percaya terhadap orang lain.
Permisif
Tidak mengontrol; tidak menuntut; sedikit menerapkan hukuman atau kekuasaan; penggunaan nalar; hangat dan menerima.
Kurang dalam harga diri,kendali diri,dan kecendrungan untuk berekplorasi.
Otoritatif
Mengontrol; menuntut; hangat; reseftif,rasional;berdialog (memberi dan menerima) secara verbal; serta menghargai disiplin,kepercayaan diri,dan keunikan.
Mandiri;bertanggung jawab secara sosial;memiliki kendali diri,bersifat eksploratif,dan percaya diri

e.       Persoalan-persoalan keluarga dan pengaruhnya terhadap perkembangan anak.
Dinamika kehidupan yang terus berkembang membawa konsekuensi-konsekuensi tertentu terhadap kehidupan keluarga. Banyaknya tuntutan kehidupan yang menerpa keluarga serta bergesernya nilai-nilai dan pandangan tentang fungsi dan peranan anggota keluarga  menyebabkan terjadinya berbagai perubahan mendasar tentang kehidupan keluarga.
Terlepas dari bentuk dan wujud perubahan-perubahan yang terjadi, pergeseran-pergeseran tersebut membuat semakin kompleksnya permasalahan-permasalahan yang dialami keluarga yang pada gilirannya akan memberikan dampak tertentu terhadap perkembangan anak. Untuk dapat berkembang secara sehat dan sejalan dengan nilai-nilai yang dianut masyarakat, dengan sendirinya anak perlu melakukan penyesuaian. Permasalahan utama keluarga yang lazim dialaminya, yakni masalah orang tua yang bekerja dan perceraian.
1)      Orang tua yang bekerja
Sejak lama, tuntutan kultural dan norma tertentu menetapkan pihak ayah sebagai pencari nafkah bagi keluarga. Karena itu, ayah yang bekerja mencari nafkah jarang atau mungkin tidak pernah dipersoalkan. Yang dipersoalkan malah justru sebaliknya, yakni bila ayah tidak bekrja. Di samping itu, ibu yang bekerja maupun yang tidak sebenarnya masing-masing memiliki potensi untuk memberikan dampak positif dan negative terehadap kehidupan keluarga, khususnya berkenaan dengan kepentingan pendidikan dan perkembangan anak.
Akhirnya, perlu digarisbawahi bahwa kita tidak bisa menyimpulkan begitu saja bahwa ibu yang bekerja lebih berhasi dalam mendidik anak daripada ibu yang tidak bekerja atau sebaliknya. Keduanya sama-sama memiliki potensi untuk berhasil dan memiliki peluang untuk beresiko. Yang penting adalah bagaimana ibu, ayah, dan anak saling menyesuaikan diri sehingga betapapun sibuknya mereka, jalinan psikologis di antara mereka tetap terbina.
2)      Orang tua yang bercerai
Walaupun perceraian itu tidak diharapkan, sebagian keluarga mengalaminya juga. Tentunya banyak faktor dan alasan yang bisa “memaksa” pasangan dalam sebuah keluarga untuk bercerai. Namun, pada intinya hal itu dsebaabkan oleh ketidak sesuaian atau perselisihan yang tidak bisa didamaikan lagi.
Persoalan lain yang muncul adalah dialaminya tekanan-tekanan psikologis. Dengan bercerai, sekarang orang tua harus mengatur dan mengurus keluarga sendirian. Ia mungkin harus mengerjakan hampir segenap perkerjaan rumah tangga yang sebelumnya tidak dilakukan. Kadang-kadang orang tua menjadi sibuk tidak menentu dan kondisi lingkungan rumah menjadi semraut.
Meskipun perceraian itu lajimnya melahirkan sejumlah persoalan, namun hal itu tidak selamanya berpengaruh negative terhadap anak. Menurut Santrock & Yussen (1992), ada peristiwa-peristiwa perceraian yang dapat melepaskan anak dari kehidupan keluarga yang penuh konflik, meskipun pada awalnya kebanyakan mereka mengalami stress yang berat dan berada pada kondisi yang riskan untuk mengembangkan masalah-masalah perilaku. Hal demikian lajimnya terjadi kalau perceraian itu sendiri membawa nuansa kehidupan baru yang lebih baik bagi anak.

B.     PERKEMBANGAN ANAK DI LINGKUNGAN SEKOLAH
Telah lama, sekolah menjadi bagian dari kehidupan anak. tidak kurang 5 sampai 6 jam hampir setiap hari.umumnya anak berada di sekolah. karena itu sekolah memiliki peran penting bagi perkembangan anak. hal ini disebabkan karena: hadirnya para guru dan staf lainya di sekolah menambah kebermaknaan sekolah. mereka mengetahui sejumlah pengetahuan dan keterampilan ditambah pula metodologi pembelajaran bisa menjadi stimulus perkembangan anak. karenanya dapat diasumsikan bahwa pengalaman interaksi pendidikan dengan guru disekolah anak lebih bermakna bagi anak dari pengalaman interaksi dengan sembarang orang dewasa lainnya.
dilihat dari sisi perkembangan anak, sekolah berfungsi dan bertujuan untuk memfasilitasi proses perkembangan anak secara menyeluruh sehingga dapat berkembang secara optimal sesuai dengan harapan dan norma yang berlaku di masyarakat.
Sekolah memegang peranan penting dalam pendidikan karena pengaruhnya besar sekali pada jiwa anak. Maka disamping kelurga sebagai pusat pendidikan, sekolah pun mempunyai fungsi sebagai pusat pendidikan untuk pembentukan pribadi anak.
a.       Fungsi dan Peran Sekolah dalam Perkembangan Anak
Sekolah telah menjadi bagian dari kehidupan anak-anak. Selama kurang lebih lima sampai enam pada hampir setiap hari, umumnya anak-anak berada disekolah. Mereka berada disekolah bukan hanya hadir secara fisik, melainkan mengikuti berbagai kegiatan yang telah dirancang dan diprogram sedemikian rupa. Karena itu, disamping keluarga, sekolah memiliki peran yang sangat berarti bagi perkembangan anak.
Dilihat dari tuntutan perkembangan kehidupan ini, tampaknya memang hampir tak mungkin bagi sebuah keluarga untuk menyediakan suatu lingkungan yang dapat memfasilitasi segenap aspek perkembangan anak secara optimal tanpa dukungan sekolah.
Kegiatan utama anak di sekolah adalah mengikuti kegiatan pembelajaran yang sangat berkaitan dengan proses pengembangan kognisi anak. Dilihat dari kegiatan utama ini, yakni proses pembelajaran, secara logis kita akan mudah memahami bagaimana kontribusi sekolah dalam mengembangkan aspek kognisi anak.
b.      Perubahan Konteks Sosial di Sekolah
Sejalan dengan perkembangan anak, konteks sosial disekolah juga mengalami perubahan. Artinya konteks sosial pada level sekolah tententu berbeda dengan konteks sosial pada level sekolah lainnya. Sebagai konsekunsi dari adanya perbedaan kurikulum dan  kultur sekolah, pada akhirnya tuntutan terhadap perilaku anak pun berubah pula. Kalau pada saat prasekolah mereka lebih banyak diperlakukan secara informal dan banyak terlibat dalam aktivitas-aktivitas yang sifatnya bermain, maka sekarang mereka dituntut lebih banyak mempelajari aspek-aspek akademik seperti baca, tulis, hitung dengan cara yang lebih formal.
c.       Struktur dan Iklim Kelas dan Sekolah
Struktur dan iklim kelas juga merupakan salah satu unsur pokok yang akan  turut mewarnai perilaku anak. Struktur kelas dimaksudkan sebagai pola-pola hubungan yang dikembangkan dalam proses interaksi atau aktivitas kelas, sedangkan iklim kelas menyangkut suasana sosioemosional yang berkembang dan dialami oleh anggota kelas, khususnya anak, disaat kegiatan kelas berlangsung. Keterkaitan antarastruktur dan iklim kelas sangat erat. Maksudnya, struktur atau pola hubungan yang diciptakan guru dikelas akan sangat menentukan suasana interaksi yang dialami oleh anak.
d.      Karakteristik dan Penampilan Guru
Sebagaimana halnya orang tua dirumah, Guru memegang peran yang sangat sentral dalam menciptakan suasana sekolah dan kelas sebagaiman dideskripsikan diatas. Ia merupakan figur utama bagi anak-anak disekolah. Karena itu, bukan saja cara dan kemampuan guru dalam mengajar yang akan mempengaruhiprilaku dan perkembangan anak, melainkan keseluruhan pribadi dan penampilan guru. Seorang guru yang berprilaku agresif, tegang, dan/atau diliputi oleh banyak kecemasan, misalnya akan lebih cenderung untuk memunculkan suasana kelas yang menegangkan dan mungkin membingungkan anak. Sebaliknya guru yang berpenampilan tenang, antusias, respek, dan responsif terhadap anak akan lebih memungkinkan untuk dapat menciptakan suasana sekolah dan kelas yang kondusif bagi proses pembelajaran.
C.    PERKEMBANGAN ANAK DI LINGKUNGAN MASYARAKAT
Masyarakat tempat anak-anak hidup dan bergaul merupakan lingkungan perkembangan yang berperan dan berpengaruh dalam pembentukan  kepribadian dan perilaku anak. Misalnya lingkungan masyarakat pesantren dimana nilai-nilai agama dijunjung tinggi  lahan yang subur bagi keluarga dan anak membina kehidupan berprilaku agama, lingkungan masyarakat akademik dapat menumbuhkan minat akademik anak, lingkungan masyarakat bisnis menimbulkan minat bisnis anak. jadi pengalaman interaksionai pada masyarakat akan  memberi konstribusi tersendiri dalam pembentukan perilaku anak.
Anak di lingkungan masyarakat, dalam berkembang cenderung dipengaruhi oleh teman sebayanya yang setiap hari sebagai teman bermainnya. Dalam tahap memasuki usia SD anak semakin berminat tehadap teman sebayanya dan dengan sendirinya akan mengurangi kesempatan berinteraksi dengan orangtuanya. Mereka juga memiliki harapan-harapan sendiri, kultur sendiri yang berbeda dari apa yang dimiliki oleh orangtua.
a.       Pergaulan dengan Teman Sebaya
Sebagaimana diungkapkan, bahwa memasuki usia SD anak semakin berminat terhadap teman sebayanya dan dengan sendirinya akan mengurangi kesempatan berinteraksi dengan orangtuanya. Mereka akan membangun suatu komunitas dan lingkungan “masyarakat” sendiri yang tentunya berbeda dengan komunitas orangtua. Artinya mereka memiliki harapan-harapan sendiri, kultur sendiri, dan memiliki kepentingan sendiri yang berbeda dari apa yang dimiliki oleh orangtua.
            Dalam menghadapi gejala prilaku anak diatas ada beberapa hal yag sangat diperlukan oleh orangtua. Pertama adalah kesadaran orangtua bahwa anaknya sedang terus berkembang. Kedua adalah perlunya kerjasama yang saling menguntungkan diantara orangtua anak yang bertetangga. Mereka hendaknya saling berkomnuikasi, saling memberi informasi, dan saling memperhatikan anak.
b.      Menjaga Anak dari Pengaruh Negatif Media Informasi
Di era informasi ini, peran media informasi dalam kehidupan sangat dominan. Saat ini, kita dapat menyaksikan betapa berjamurnya TV-TV swasta, parabola, dan internet. Semua ini dapat memberikan pengaruh negative bagi anak – anak, apabila mereka menyaksikan tayangan TV tanpa ada pengawasan dari orang tua. Penggunaan internet juga tidak kalah berbahaya apabila tanpa pengawasan, karena banyaknya informasi – informasi yang tidak layak konsumsi bagi anak-anak.






BAB III
PENUTUP
A.    SIMPULAN
Keluarga mempunyai peranan penting dalm mendidik dan membimbing anak sebagai lingkungan pendidikan yang pertama dan paling utama, dan  jika dihubungkan dengan lingkungan keluarga dan sekolah, lingkungan masyarakat bisa mendukung apa yang dikembangkan di keluarga dan di sekolah. Jika keluarga dan sekolah mengembangkan suatu budaya atau nilai yang relevan dengan apa yang dikembangkan di masyarakat, maka kecenderungan pengaruhnya akan saling mendukung sehingga peluang pencapaiannya akan sangat besar.


B.     SARAN
Dalam perkembangan anak, sangat dipengaruhi oleh lingkungan, baik itu lingkungan keluarga, sekolah, maupun masyatrakat serta media informasi. Oleh karena itu perhatian besar dari orang tua sangat diperlukan untuk bekal anak- anak dalam bergaul dengan lingkungan lainnya.












DAFTAR PUSTAKA
2011. Pengaruh Lingkungan Terhadap perkembangan Anak. http://blogdetik.com. Diakses pada tanggal 5 Desember 2011, pukul 08:25
Semiawan, Conny R. 1999. Perkembangan dan Belajar Peserta Didik. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar