MAKALAH PERKEMBANGAN
FISIK ANAK USIA SEKOLAH DASAR
BAB
I PENDAHULUAN
A. LATAR
BELAKANG
Perkembangan
merupakan suatu proses yang holistik dari proses-proses biologis, kognetif, dan
psikososial. Ini berarti bahwa perkembangan itu berlangsung secara terintegrasi
dalam segenap aspek yang ada dalam diri induvidu (manusia). Dengan kata lain,
setiap aspek perkembangan itu tidak berkembang secara sendiri-sendiri dengan
tidak ada kaitan satu sama lain.
Berkenaan
dengan upaya pendidikan, unsur biologis
dan preseptual merupakan salah satu aspek perkembangan anak yang cukup
esensial untuk diperhatikan. Alasan ini bukan semata-mata karena pertumbuhan
biologis merupakan proses perkembangan induvidu yang paling tampak, melainkan
karena aspek inin sangat terkait dengan perkembangan aspek perilaku dan
segi-segi mental lainnya.
Namun perlu dibatasi bahwa penjelasan
tentang perkembangan aspek biologis dan preseptual anak di sini tidak
ditekankan pada pembahasan unsure struktur biologis anak secara detail
sebagaimana yang dilakukan dalam biologi, melainkan akan lebih diarahkan kepada
bagaimana keterkaitanya dengan perkembangan perilaku anak, khususnya motorik.
B. RUMUSAN
MASALAH
a)
Bagaimana perkembangan
fisik anak usia sekolah dasar?
b)
Bagaimana perkembangan
preseptual anak usia sekolah dasar?
c)
Bagaimana perkembangan
motorik persepsi anak usia sekolah dasar?
d)
Bagaimana implikasi
bagi kegiatan belajar mengajar
di sekolah dasar?
C. TUJUAN
PENULISAN
1. Untuk
mengetehaui perkembangan fisik anak usia sekolah dasar.
2. Untuk
mengetahui perkembangan perseptual
anak usia sekolah dasar.
3. Untuk
mengetahui perkembangan motorik
proseksif anak usia sekolah dasar.
4. Untuk
mengetahui implikasi bagi penyelenggaraan pendidikan di sekolah dasar.
BAB
II PEMBAHASAN
A. PERKEMBANGAN
FISIK ANAK USIA SEKOLAH DASAR
Secara fisik
anak pada usia SD memiliki karakteristik tersendiri yang berbeda dengan kondisi
fisik, sebelum dan sesudahnya. Karakteristik perkembangan fisik ini perlu
dipelajari dan dipahami oleh para guru (calon guru) SD karena akan memiliki
implikasi tertentu bagi penyelenggaran pendidikan. Dalam hal ini diasumsikan
bahwa aktivitas-aktivitas anak, termasuk aktivitas belajar dan
aktivitas-aktivitas mental lainnya, akan banyak dipengaruhi oleh kondisi
fisiknya. Selain itu, juga diyakini bahwa pertumbuhan fisik anak dapat member
pengaruh terhadap perkembangan kepribadian anak secara keseluruhan.
Perkembangan fisik anak SD ini
mencakup aspek-aspek sebagai berikut:
1) Tinggi
dan berat badan
Bila dibanding
dengan pada usia dini dan masa remaja, pertumbuhan fisik anak pada usia SD
cenderung lebih lambat dan relatif konsisten. Laju perkembangan seperti ini
berlangsung sampai terjadinya perubahan-perubahan besar pada awal pubertas.
Karena adanya penambahan ukuran
dalam kerangka tulang belulang, sistem otot, dan ukuran organ-organ tubuh
lainnya, tinggi dan berat badan anak secara bertahap terus bertambah.
Selama usia SD
ini, kekuatan fisik anak lazimnya meningkat dua kali lipat. Gerakan-gerakan lepas
pada masa sebelumnya sangat membantu pertumbuhan otot ini. Dengan demikian,
disamping faktor kematangan, unsur latihan juga sangat membantu proses
peningkatan dalam kekuatan otot.
2) Proporsi
dan bentuk tubuh
Anak SD kelas-kelas awal umumnya
masih memiliki proporsi tubuh yang kurang seimbang. Kekurangan seimbang ini
sedikit demi sedikit berkurang sampai terlihat perbedaannya ketika anak
mencapai kelas 5 atau kelas 6. Pada kelas-kelas akhir SD lazimnya proporsi
tubuh anak sudah mendekati keseimbangan.
Berdasarkan
tipologi Sheldon (Hurlock, 1980), ada tiga kemungkinan bentuk primer tubuh anak
SD. Tiga bentuk primer tubuh tersebut adalah:
a) Endomorph,
yakni yang tampak dari luar berbentuk gemuk dan berbadan besar.
b) Mesomorph,
yakni yang kelihatan kokoh, kuat, dan lebih kekar.
c) Ectomorph,
yakni yang tampak jangkung, dada pipih, lemah dan seperti tak berotot.
3) Otak
Pertumbuhan otak
dan system syaraf merupakan salah satu aspek terpenting dalam perkembangan
induvidu. Bila dibandingkan dengan pertumbuhan bagian-bagian tubuh lainnya,
pertumbuhan otak dan kepala ini jauh lebih cepat. Menurut Santock dan Yussen
(1992), sebagian besar pertumbuhan otak itu terjadi pada masa usia dini.
Kematangan otak
yang dikombinasi dengan pengalaman berintraksi dengan lingkungan sangat
berpengaruh terhadap perkembangan kognisi anak. Dalam hal ini, bukan sekedar
kebutuhan nutrisi yang perlu dipenuhi, melainkan juga diperlukan
rangsangan-rangsangan yang membuaat otak anak itu berfungsi.
Menurut
penelitian Sperry at al (Witdarmono, 1996), konstruksi jaringan otak itu hanya
akan hidup bila diprogram melalui rangsangan. Tampa dirangsang atau digunakan,
otak manusia tidak akan berkembang. Karena pertumbuhan otak memilki
keterbatasan waktu, maka rangsangan otak diusia dini menjadi sangat penting.
Penundaan yang terjadi akan membuat otak itu tetap tertutup sehingga tidak
dapat menerima program-program baru.
B. PERKEMBANGAN PERSEPSI
Persepsi adalah
interpretasi terhadap informasi yang ditangkap oleh indra penerima. Persepsi
merupakan proses pengolahan informasi lebih lanjut dari aktivitas sensasi.
a. Persepsi Visual
Adalah persepsi yang
didasarkan pada penglihatan dan sangat mengutamakan peran indra penglihatan
dalam proses perseptualnya. Dilihat dari dimensinya, ada enam jenis persepsi
visual yang dapat dibedakan, yakni :
1) Persepsi Konstanitas Ukuran
Adalah kemampuan
individu untuk mengenal bahwa setiap objek memiliki suatu ukuran yang konstan
meskipun jaraknya berbeda. Contohnya anak mampu mempersepsikan bahwa bahwa
jalan dipegunungan itu sama lebarnya tetapi ketika digambar semakin jauh
semakin kecil.
2) Persepsi Objek atau Gambar Pokok dan Latar
Persepsi ini
memungkinkan individu untuk menempatkan suatu objek yang berada atau tersimpan
pada suatu latar yang membingungkan. Kemampuan ini akan terlihat dalam gambar
anak. Misalnya kemampuan anak dalam menggambar gambar yang tertutup oleh gambar
lain.
3) Persepsi Keseluruhan dan Bagian
Merupakan kemampuan
untuk membedakan bagian-bagian suatu objek atau gambar dari keseluruhannya.
4) Persepsi Kedalaman Kemampuan
seseorang untuk mengukur jarak dari posisi tubuh ke suatu objek. persepsi ini
memerlukan ketajaman visual yang baik.
5) Persepsi Tilikan Ruang.
Merupakan kemampuan penglihatan untuk
mengidentifikasi, mengenal, dan mengukur dimensi.
b. Persepsi Gerakan
Melibatkan kemampuan memperkirakan dan
mengikuti gerakan atau perpindahan suatu objek oleh mata. Kemampuan persepsi
ini juga sudah mulai dikembangkan sejak bayi terhadap gerakan horizontal,
disusul terhadap gerakan vertikal, gerakan diagonal, dan terakhir terhadap
gerakan berputar.
c.
Persepsi Pendengaran
Persepsi pendengaran
merupakan pengamatan dan penilaian terhadap suara yang diterima oleh bagian
telinga. Seperti halnya persepsi penglihatan, perkembangan persepsi pendengaran
mencakup beberapa dimensi, yaitu: persepsi lokasi pendengaran, persepsi
perbedaan terhadap suara-suara yang mirip, dan persepsi pendengaran pokok dan
latarnya.
1)
Persepsi Lokasi
Pendengaran
Persepsi ini berkenaan dengan kemampuan mendeteksi tempat munculnya suatu sumber
suara. Misalnya, kalau si anak dipanggil dari sebelah kiri, maka ia menenggok
ke sebelah kiri; kalau ada pada langit langit ada suara yang menakutkan, maka
ia memusatkan perhatiannya ke arah sumber suara tersebut.
2) Persepsi Perbedaan
Terkadeang anak dibingungkan oleh dua suara yang mirip dalam hal nada,
kekerasan atau cara pengucapannya antara “d” dan “t” atau antara “b” dan “p”.
Bayi yamg berusia 1-4 bulan sudah mampu membedakan suara-suara dasar, te3tapi
usiaq 3-5 tahun merupakan masa pengingkatan akurat deari pengenalan suara yan
bebda. Pada usia 6-10, umumnya anak sudah memperoleh peningkatan yang sangat
besar dalam kemampuan mereka untuk mendeteksi perbedaan suara-suara yang mirip,
namun anak masih terus memperhalus keterampilan membedakan suara itu hingga
sekurang-kurangnya berusia 13 tahun.
3)
Persepsi Pendengaran
Utama dan Latarnya
Kemampuan untuk memperhatikan suara-suara
tertentu dengan mengabaikan suara-suara lain yang tidak berhubungan. Misalnya
kita perlu mendengarkan suara guru yang sedang mengajar sambil mengabaikan
suara-suara gaduh yang datang dari luar kelas.
C.PERKEMBANGAN
MOTORIK dan PERPEKSI
Seiring dengan pertumbuhan fisiknya yang beranjak, maka
perkembangan motorik anak sudah dapat terkordinasi dengan baik. Setiap
gerakannya sudah selaras dengan kebutuhan atau minatnya. Dia menggerakan
anggota badannya dengan tujuan yang jelas, seperti:
1)
Menggerakkan tangan
untuk menulis, menggambar, mengambil makanan, melempar bola, dan sebagainya.
2)
Menggerakan kaki
untuk menendang bola, l;ari mengejar teman pada saat main kucing-kucing, dan
sebagainya.
Fase
atau usia SD (7-12 tahun) ditandai dengan gerak atau aktifitas motorik yang
lincah. Oleh karena itu, usia ini merupakan masa yang ideal untuk belajar
keterampilan yang berkaitan dengan motorik, baik halus maupun kasar, dapat
dijelaskan sebagai berikut:
a)
Motorik halus
Ada pun bagian dari
motorik halus yaitu sebagai berikut:
Ø Menulis
Ø Menggambar atau menulis
Ø Mengetik (komputer)
Ø Merupa (seperti membuat kerajinan dari tanah liat)
Ø Menjahit
Ø Membuat kerajinan dari kertas
b)
Motorik kasar
Ada pun bagian dari
motorik kasar yaitu sebagai berikut:
Ø Baris berbaris
Ø Seni bela diri (seperti pancat silat dan karate)
Ø Senam
Ø Berenang
Ø Atletik
Ø Main sepak bola.
D. IMPLIKASI
BAGI KEGIATAN BEKAJARMENGAJAR
DI SEKOLAH DASAR
Telah ditemukan bahwa anak usia SD sudah lebih mampu
mengontrol tubuhnya dari anak pada usia
sebelumnya. kondisi demikian membuat anak SD dapat memberikan perhatian yang
lebih lama terhadap kegiatan pembelajaran yang sedang berlangsung. Namun perlu
di ingat bahwa kondisi fisik mereka masih jauh dari matang dan masih terus berkembang fisik mereka masih
memerlukan banyak gerak baik untuk kepentingan peningkatan dan pengayaan
keterampilan-keterampilan motoriknya maupun untuk pemenuhan kebutuhan akan
gerak dan kesenangan mereka. Begitu pun kondisi perkembangan perseptualnya
masih mengalami penajaman dan penghalusan.Aspek-aspek perseptual ini akan
berkembang dengan baik kalau dirangsang dan di fungsikan melalui interaksi
dengan lingkungan. Pemenuhan kebutuhan tersebut tentunya tidak bisa di
lakukan hanya melalui pelajaran
penjaskesmas yang mungkin hanya diselenggarakan seminggu sekali.
Pemikiran diatas menurut perlunya suatu penyelenggaraan
yang sesuai dengan karakteriostik dan kebutuhan fisik sebagai mana di lukiskan
diatas.Dalam hal ini di perlukan suatu cara pembelajaran yang “hidup”, dalam arti yang memberikan
banyak kepada anak untuk memfungsikan unsur-unsur fisik dan/ atau aspek-aspek
perseptualnya .Dengan kata lain,di pelukan suatu cara pembelajaran yang
bersifat langsung (hands on experience).Cara pembelajaran seperti ini tidak
saja akan memunculkan kegemaran belajar, melainkan juga akan memberikan dampak
positif yang banyak berkembangnya aspek kognisi dan kreatifitas
fisik-perseptual dan sosial.
Konkritnya cara pembelajaran yang di harapkan adalah
memiliki karakterisyik sebagai berikut:
Ø Programnya disusun secara pleksibel dan tidak kaku serta
memperhatikan perbedaan individual anak.
Ø Tidak dilakukan secara monoton dan verbalistik,tetapi
disijikan secara
Ø variatif melalui banyak aktivitas seperti
eksperimen,praktek,observasi langsung,permainan dan sejenisnya
Ø Melibatkan penggunaan berbagai media dan sumber belajar
sehingga memungkinkan anak terlibat secara penuh dengan menggunakan berbagai
proses mental dan perseptu
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Bila dibanding dengan pada usia dini dan masa remaja,
pertumbuhan fisik anak pada usia SD cenderung lebih lambat dan relatif
konsisten. Laju perkembangan seperti ini berlangsung sampai terjadinya
perubahan-perubahan besar pada awal pubertas. Persepsi merupakan proses
pengolahan informasi lebih lanjut dari aktivitas sensasi.
a.
Persepsi Visual
b.
Persepsi Gerakan
c.
Persepsi
Pendengaran
Seiring dengan pertumbuhan fisiknya yang beranjak, maka
perkembangan motorik anak sudah dapat terkordinasi dengan baik. Namun perlu di
ingat bahwa kondisi fisik mereka masih jauh dari matang dan masih terus berkembang fisik mereka masih
memerlukan banyak gerak baik untuk kepentingan peningkatan dan pengayaan
keterampilan-keterampilan motoriknya maupun untuk pemenuhan kebutuhan akan
gerak dan kesenangan mereka.
B. SARAN
Adapun saran-saran yang akan dikemukakan dari makalah ini
sebagai berikut :
1.
Kita harus
mengetahui perkembangan fisik anak usia SD
2.
Hendaknya mampu
mengetahui perkembangan perseptual dan motorik proseksif anak usia SD agar
mampu mengetahui implikasi bagi penyelenggaraan pendidikan.
DAFTAR PUSTAKA
Yusuf, Syamsu L.N
dan Sugandhi, Nani M, PT Raja Grafindo persada, perkembangan peserta didik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar